Salah satu
bentuk keceriaan mengelola bank sampah adalah kesempatan untuk berkenalan,
berbagi ilmu dan bertukar pengalaman dengan sesama pegiat dari wilayah lain. Pengalaman
di suatu wilayah menjadi bekal yang bermanfaat bagi wilayah lainnya. Tidak ada
nuansa persaingan satu sama lain. Yang ada hanya semangat berkolaborasi untuk
membangun lingkungan yang lebih baik.
Rabu, 2
September 2015. Bertempat di rumah Bapak Warta, Ketua RT 06 RW 01, Kelurahan
Krukut, Kecamatan Limo, Depok, kami berkesempatan berdiskusi dengan para
pengurus bank sampah di RT tersebut. Dalam kesempatan tersebut, kami berbagi
ilmu dan pengalaman tentang membangun motivasi para pengurus dan warga dalam
menyukseskan program bank sampah.
Dalam
pertemuan sekitar 2 jam tersebut, kami menyampaikan beberapa hal berikut:
1. Harkat kehidupan
kita saat ini dan kualitas lingkungan buat generasi penerus.
2. Perjalanan
sampah sejak dari alam hingga menjadi sampah.
3. Manfaat Recycling
Code dan tips memilih kemasan plastik.
4. Pengembangan
program bank sampah.
5. Pengolahan
sampah organik skala rumah tangga.
Pengetahuan
dasar tentang material sampah, terutama plastik dan kertas ternyata sangat
membantu untuk membangun pemahaman mengapa sampah non organik harus ditangani
secara khusus agar bisa dijadikan bahan baku dalam sebuah proses daur
ulang. Upaya penghematan sumber daya
alam seperti pohan dan minyak bumi dengan mendaur ulang juga menjadi mudah
dipahami.
Melalui
Recycling Code, pemahaman untuk menjadi konsumen cerdas dan memperbesar upaya
Reduce dapat ditingkatkan. Dengan mengetahui jenis senyawa kimia plastik, kita
dapat memilih kemasan yang sesuai dengan kebutuhan. Dari reaksi kimia senyawa
plastik terhadap, air, udara dan tanah kita juga dapat membayangkan bahaya yang
ditimbulkan oleh sampah plastik terhadap alam jika tidak ditangani dengan
benar.
Kami juga
memperkenalkan beberapa program yang mendapat sambutan hangat, yaitu hibah
sampah, kredit mikro tanpa bunga dan pengolahan sampah organik.
Keinginan
untuk sharing dalam rangka meningkatkan motivasi dan mengembangkan program juga
datang dari dua komunitas bank sampah di Kecamatan Sawangan, yaitu dari
Kelurahan Bedahan dan Kelurahan Pengasinan. Pada hari Senin, 7 September 2015,
pengurus kedua komunitas bank sampah tersebut berkunjung untuk berdiskusi dan
melihat langsung aktivitas Bank Sampah WPL.
Diskusi
berkembang mengenai,
1. Fluktuasi
semangat pengurus dan nasabah bank sampah.
2. Pemanfaatan
plastik kemasan menjadi kerajinan.
3. Pengolahan
sampah organik skala rumah tangga.
Bank Sampah
WPL bukanlah bank sampah terbaik, masih banyak yang harus kami perbaiki. Juga
banyak hal yang seharusnya dapat dikembangkan. Melalui kesempatan sharing dan
berbagi seperti ini, kami terbuka untuk menjalin kemitraan dengan siapa saja
dan di mana saja. Tujuan utama kami untuk mengembangkan potensi lokal dengan merubah
pola pikir serta perilaku secara kreatif, akan semakin berarti jika dapat
diterapkan dalam bingkai kolaborasi yang saling menguntungkan.
Bukan
kepentingan parsial yang harus kita perjuangkan, melainkan membawa harkat Indonesia
lebih tinggi di panggung dunia.
Dalam dua kesempatan ini, kami juga didampingi oleh mbak Fafa, mahasiswi semester 7, Departemen Kesejahteraan FISIP UI yang sedang mengerjakan tugas di Bank Sampah WPL.
BN