Saturday, March 23, 2013

Perilaku Memilah Sampah



Kita perlu membangun perilaku memilah sampah di rumah, di kantor, di pusat perbelanjaan, tempat-tempat rekreasi dan di mana saja kita berada. Mengapa kiat harus memiliki perilaku memilah sampah?

Hampir di setiap sudut, kita menemukan peringatan 'BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA'. Setiap anak Indonesia sejak dari Taman Kanak-kanak diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Selesaikah masalah sampah setelah kita membuang pada tempatnya?

Ternyata tidak!

Cobalah perhatikan masalah berikut:

Cara Praktis Pengelolaan Sampah Non Organik


Di rumah, kantor, pabrik, tempat rekreasi, tempat-tempat umum, kendaraan, gedung-gedung pertemuan dan lainnya, kita dapat dengan mudah menemukan sampah non organik yang tidak ditangani dengan baik. Gelas plastik, botol plastik, plastik bekas kemasan jajanan anak-anak, plastik bekas kemasan cairan pencuci, plastik kresek bekas belanjaan, karton pembungkus susu, kertas tisu, kaleng bekas minuman, kaleng bekas makanan siap saji, kertas bekas kalender, kertas bekas coret-coretan dan sebagainya. Semua adalah sampah non organik yang harus dikelola agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari dan sebaliknya dapat memberikan manfaat kepada kita dan lingkungan kita.

Sampah non organik, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sampah yang tidak dapat diurai secara alami oleh bumi. Bakteri pengurai dalam bumi membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun untuk dapat mengurai sampah non organik. Maka, untuk mengelola sampah non organik, memerlukan kepedulian, manajemen dan teknologi.