Monday, July 6, 2015

Jurnal Kegiatan Komunitas WPL - Februari 2015


8 Februari 2015: Pertemuan Link WPL.
Dalam rangka saling bertukar motivasi dan pengalaman, kami mengadakan pertemuan dengan sesama penggiat bank sampah. Link Bank Sampah WPL merupakan bentuk pertemanan. Tidak ada unsur bisnis di alam link ini. Dalam pertemuan, kami berbagi cerita tentang perjalanan bank sampah kami masing-masing dan berbagi informasi tentang kemungkinan-kemungkinan pengembangan bank sampah. 

15 Februari 2015: Kunjungan ke Bu Yennie Bank Sampah MyDarling.
Salah satu berkah mengelola dan menyebarkan ide bank sampah adalah bertambahnya teman. Kami memiliki teman yang sangat impresif, atraktif dan kreatif dalam ‘menyulap’ sampah menjadi berbagai produk yang bermanfaat. Bu Yennie adalah pengelola Bank Sampah MyDarling yang berlokasi di Jl. Sultan Agung no. 20, Jakarta Selatan. Kami berkenalan lewat media sosial dan baru sekali berjumpa langsung di ajang Climate Change 2013 di JCC. Kami saling mengetahui kegiatan masing-masing melalui status-status yang kami posting di media sosial. Di hari Minggu, 15 Februari 2015, kami berkesempatan untuk berkunjung ke kediaman bu Yennie. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, jam 8 pagi kami sudah menyambangi rumah bu Yennie. Keberkahan lain berkenalan dengan sesama aktivis persampahan adalah kami tiada pernah merasa rugi untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. Tidak ada nuansa persaingan, yang ada adalah nuansa kerja sama dan kolaborasi. Saat pulang kami dioleh-olehi cendera mata yang terbuat dari sampah plastik kemasan dan melihat-lihat workshop Bank Sampah MyDarling. Semoga ada kesempatan berkolaborasi nyata dengan MyDarling

Kunjungan ke Bank Sampah MyDarling
.
18 Februari 2015: Kunjungan Belajar SDI Asih Auladi ke Bank Sampah WPL.
Salah satu hal yang membahagiakan adalah bisa menyampaikan pemikiran tentang pengurangan dan pemanfaatan sampah secara kreatif kepada siswa-siswa sekolah dasar. Di hari Selasa, 18 Februari 2015, kami dikunjungi oleh siswa SDI Asih Auladi, Depok. Mereka berkunjung ke Bank Sampah WPL dalam rangka menanamkan pemahaman dan membangun kesadaran untuk memilah sampah dan memanfaatkan sampah secara kreatif.
Siswi kelas 1 Elephant Sekolah Alam Depok dengan boneka wayang dari kotak susu
18 Februari 2015: Membuat Mainan Bergerak dari Kotak Susu di Kelas 1 elephant di Sekolah Alam Depok.
Dalam satu hari di waktu sama, kami juga harus menjadi fasilitator bagi siswa kelas 1 Elephant, SD Sekolah Alam Depok (SADE). Penanaman pentingnya memilah sampah dan memanfaatkannya secara kreatif, kami arahkan dengan cara membuat mainan bergerak dari bahan kotak susu UHT. Siswa laki-laki kami ajak membuat mobil-mobilan dan siswa perempuan kami arahkan membuat boneka wayang. Antusiasme dan kegembiraan terpancar jernih di wajah semua siswa setelah berhasil membuat sendiri mainan mereka dari kotak susu bekas.


19 Februari 2015: Seminar Eksklusif Garbagepreneurship di Komunitas Inovator Sosial.
Memanfaatkan hari libur nasional, Komunitas Inovator Sosial menggelar seminar kecil untuk memperkenalkan Garbagepreneurship kepada sekitar 20 orang penggerak lingkungan. Bertempat di Ghra Inovator, Pondok Labu, 

 Garbagepreneurship di SMAN 12 Depok
20 Februari 2015: Penyuluhan Pemilahan Sampah di SMAN 12 Depok
Berkolaborasi dengan anak-anak muda dari Earth Hour Depok, kami berkesempatan berbagi dengan siswa-siswa SMA Negeri 12 Depok. Kebiasaan memilah sampah harus dibangun sejak dini. Anak-anak muda diharapkan akan menjadi unsur perubah. Jika mereka bersemangat membangun perilaku memilah sampah, maka mereka akan dapat menjadi penggerak dan contoh bagi generasinya.


 Poster pemenang Recyclove
21 Februari 2015: Recyclove Berkolaborasi dengan Stars Entertainment
Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2015, berkolaborasi dengan Stars Entertainment kami menyelenggarakan ajang Recyclove. Sebuah ajang ekspresi bebas para pegiat bank sampah untuk mengekspresikan harapan dan kebanggannya tentang pengelolaan sampah. Sebanyak 15 peserta mengikuti lomba membuat poster dan presentasi content poster di atas panggung. Teknisnya sederhana. Poster sudah harus diterima oleh panitia dua hari sebelum hari ‘H’ melalui Whatsapp atau email. Pada hari ‘H’, setiap peserta mempresentasikan content posternya dengan berbagai cara di atas panggung. Ada yang dengan puisi, lagu, edukasi dan bahkan stand up comedy. Acara ini digelar di Depok Town Square.



Kelas Lingkungan Earth Hour Depok
21 Februari 2015: Kelas Lingkungan ‘Garbagepreneurship’ Eart Hour Depok
Secara bersamaan, kami diundang sebagai narasumber pada Kelas Lingkungan yang diselenggarakan oleh Earth Hour Depok. Acara digelar di Cafe Ekspresi IMJ, Depok. Dalam kesempatan yang diikuti oleh sekitar 60 peserta ini, kami membangkitkan semangat peserta untuk memulai perubahan perilaku dengan cara memilah sampah secara kreatif. Juga mengajak generasi muda untuk mengembangkan potensi kewirausahaannya melalui garbagepreneurship.

Bersama Heru "Rajaneresik' Susanto

22 Februari 2015: Hari Peduli Sampah Nasional di Kota Tangsel
Hari tersebut, kami bersilaturrahmi ke peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Di acara yang digelar di halaman Baikota Tangerang Selatan ini kami berkesampatan berdiskusi dengan Bapak Heru ‘Rajaneresik’ Susanto, pakar pengolahan sampah organik dan pelaku urban farming. 


28 Feb – 8 Maret 2015: Islamic Book Fair
Difasilitasi oleh seorang sahabat, kami berkesempatan memamerkan produk dan membuka workshop kerajinan berbahan baku sampah di arena Kids Zone, Islamic Book Fair.

Bank Sampah WPL Siaran Langsung di Program Good Morning Indonesia, MNC News


Sabtu, 4 Juli 2015, jam 8.30-9.00 WIB, Bank Sampah WPL berkesempatan berbagi kisah dan inspirasi kepada pemirsa MNC News.

  Studio Blue System MNC News

Dipandu oleh Mas Ajat dan mbak Shema, kami diminta untuk berbagi kisah tentang perjalanan Bank Sampah WPL sejak dari latar belakang, proses pembentukan, proses pelibatan masyarakat hingga perkembangannya saat ini. Khusus di akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, Good Morning Indonesia menampilkan figur-figur inspiratif dari berbagai bidang. Khusus di hari Sabtu, 4 Juli 2015, inspirasi berkaitan dengan upaya pemberdayaan lingkungan melalui melalui pengelolaan sampah dan pengembangan potensi kreatif para ibu rumah tangga.
Bank Sampah WPL adalah bank sampah yang mengurus manusia, bukan mengurus sampah. Demikian ungkapan pendapat beberapa pihak yang pernah berkunjung ke markas Komunitas WPL. Ya, Bank Sampah WPL menjadikan edukasi perubahan perilaku masyarakat sebagai fokus utama programnya.
Bank Sampah WPL dibentuk sebagai sarana pemberdayaan para ibu rumah tangga di Kampung Pitara RT 01 RW 13, Pancoran Mas, Depok. Sebelum terbentuknya, Baron Noorwendo dan Sri Wulan Wibiyanti sebagai penggerak telah mencoba beberapa program sejak tahun 2003. Perjuangan tersebut kemudian menemukan bentuknya di tahun 2009 dengan program pembuatan kerajinan  berbahan baku sampah plastik kemasan.
Edukasi perubahan  perilaku dan pemberdayaan ekonomi kreatif merupakan ciri khas program Bank Sampah WPL. Dalam setiap kesempatan, Bank Sampah WPL selalu berusaha menyampaikan urgensi perubahan perilaku dalam mengatasi masalah sampah. Karena setiap orang menghasilkan sampah, maka semua orang juga harus memikul tanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya. Jalan menuju perubahan perilaku merupakan jalan yang tak berujung. Tetapi akan sangat menarik dan menyenangkan jika jalan tersebut dapat didesain dan direncanakan secara kreatif. Bank Sampah WPL menerjemahkan konsep tersebut dengan membangun beberapa program yang dapat diikuti oleh masyarakat sehingga mereka dapat merasakan secara langsung Siklus Manfaat Sampah.
Siklus Manfaat Sampah dapat dirasakan dalam berbagai bentuk dan dalam waktu relatif singkat. Dampak dari terbangunnya siklus ini adalah semakin besarny animo masyarakat untuk memilah sampah sejak dari  awal. Juga tidak kalah penting adalahnya terbangunnya kebanggaan terlibat dalam program sederhana yang bermanfaat langsung terhadap lingkungan dan pemberdayaan potensi lokal.
Mas Ajat dan mbak Shema di samping mengeksplor motivasi pembentukan Bank Sampah WPL, juga menanyakan kendala-kendala yang dihadapi selama mengembangkan program-program Bank Sampah WPL. Kendala program berbasis masyarakat adalah kesempatan untuk melakukan edukasi dan komunikasi secara  terus-menerus dengan semua lapisan masyarakat. Salah satu cara yang kami gunakan adalah dengan menawarkan program-program tepat sasaran. Di antara program tepat sasaran yang ditawarkan Bank Sampah WPL adalah pembuatan kerajinan berbahan baku sampah, tabungan sampah, hibah sampah, kredit mikro dari sampah dan pusat pelatihan.
Sentra produksi kerajinan kami siap bekerja sama dengan siapa saja yang sudah memilah sampah plastik kemasan. Kami dapat membuat berbagai bentuk kerajinan sesuai permintaan dengan bahan baku yang disupai oleh mitra. Produk-produk kerajinan tersbut kemudian juga dapat dijadikan sebagai sarana ‘branding’ oleh perusahaan atau lembaga yang menjadi mitra kami.
Bagi kalangan menengah ke atas yang semangat memilah sampah, kami menawarkan program Hibah Barang Bekas (Hi Brankas..!). Bagi para pedagang kecil, kami dapat memberikan pinjaman modal tanpa bunga dengan kompensasi hanya kesediaan mereka menjadi nasabah bank sampah. Pusat pelatihan kami siapkan bagi siapa saja yang berminat untuk membangun kewirausahaan sampah.
Di depan studio MNC News

Semoga dengan tayangnya kami di program Good Morning Indonesia, MNC News, program kami dapat lebih dikenal dan dapat lebih bermanfaat.
Depok, 6 Juli 2015.