Selama dua
hari berurutan, Rabu dan Kamis, 19 dan 20 Agustus 2015 menjadi sangat istimewa
bagi warga Kelurahan Cakung Barat. Selama dua hari, sebanyak 32 orang orang perwakilan
dari 8 RW di lingkungan Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur, berkesempatan mengikuti Workshop Pengolahan Sampah dan Pengelolaan Bank
Sampah yang diselenggarakan oleh PT. Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT. JLJ).
Program ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial PT. JLJ terhadap masyarakat,
khususnya yang berdomisili di sekitar koridor Jalan Toll Outer Ring Road (JORR)
Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian lanjutan sosialisasi Pengolahan Sampah
dan Pengelolaan Sampah yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2015 yang
lalu.
Tim Bank
Sampah WPL mendapat kepercayaan dari PT. JLJ untuk menjadi narasumber pada workshop ini. Sebagai sampah yang
berkonsentrasi terhadap upaya merubah pola pikir (mindset) dan perilaku
masyarakat terhadap sampah,kepercayaan ini tidak disia-siakan oleh Tim Bank
Sampah WPL. Dipimpin oleh bapak Baron Noorwendo, tim mempersiapkan materi
sedemikian rupa yang bertujuan membuat para peserta memiliki semangat
memanfaatkan sampah sebagai bahan baku.
Workshop dua
hari ini dibagi menjadi empat sesi.
Hari
Pertama.
Sesi ke 1
hari pertama diisi dengan paparan materi untuk membangun pola pikir dan
perilaku para peserta dalam memandang dan menangani sampah. Agar memberi
manfaat bagi manusia, maka sampah harus diperlakukan sebagai bahan baku. Fakta
menunjukkan bahwa sekitar 80% - 90% sampah yang kita hasilkan ternyata masih
dapat dimanfaatkan lagi.
Pemanfaatan sampah sebagai bahan baku juga
memberikan konstribusi besar terhadap penghematan penggunaan sumber daya alam
seperti minyak bumi, batu bara, hutan, air dan udara. Upaya pemanfaatan sampah
secara kreatif di lingkungan juga merupakan cikal bakal program produktif di
lingkungan tempat tinggal kita.
Sesi ke 2
hari pertama diisi dengan menyampaikan 4 metode sederhana untuk mengolah sampah
organik. Keempat metode yang disampaikan adalah
1. Metode
penumpukan
2. Metode komunal
3. Metode Osaki
4. Metode 2 in 1
Untuk memberikan pengalaman seru mengolah sampah organik, sesi ke 2
juga diisi dengan praktek membuat komposter Osaki. Para peserta, perwakilan
PT. JLJ maupun staf kelurahan menyambut baik praktek komposter Osaki ini.
Komposter
Osaki adalah sebuah metode komposting yang menggunakan peralatan yang
sederhana, mudah didapat, bisa dibuat sendiri, berusia panjang dan murah.
Prosesnya sangat mudah dan praktis untuk pengolahan sampah organik skala rumah
tangga.
Praktek pembuatan komposter Osaki
Hari kedua.
Sesi ke 1
hari kedua diisi dengan praktek membuat kerajinan dari bungkus plastik saset.
Kepada peserta disampaikan keterampilan dasar membersihkan, memilih motif,
menganyam dan menjahit bahan baku plastik saset menjadi produk-produk kreatif
yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Setiap peserta diberikan 1 set alat dan
bahan untuk membuat 2 jenis kerajinan. Keseruan dan kehebohan terjadi di antara
peserta dan instruktur dari Bank Sampah WPL. Para peserta benar-benar
memanfaatkan kesempatan untuk bertanya berbagai hal tentang keterampilan yang
diajarkan. Beberapa peserta menyampaikan keinginan untuk dapat menjadi pengrajin
profesional.
Membuat kerajinan dari plastik kemasan
Sesi ke 2
hari kedua diisi praktek membuat kerajinan dari bahan kertas bekas.. Instruktur
di sesi ini adalah Bang Ucok dan Aa Fadil dari Enigami. Tim enigami menyampaikan
teknik menggulung untuk memanfaatkan kertas HVS bekas. Juga disampaikan cara
menggunakan lem yang efisien serta finishing dengan menggunakan cat. (BN).
WPL siap
bermitra. HP/WA: 081294742033