Kamis, 6 Agustus 2015, Bank Sampah WPL mendapat kepercayaan
untuk menyampaikan workshop pengolahan sampah organik di SMA Dian Didaktika,
Cinere, Depok. Work shop ini digelar dalam rangka memenuhi kriteria sekolah
sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang memenuhi kriteria yang menunjang
kehidupan sehat bagi warga sekolah. Salah satu kriteria berkaitan dengan
kebersihan.
Sumber sampah organik di sebuah sekolah, sebagian besar
berasal dari kantin dan halaman. Sampah organik dari kantin berupa sisa-sisa
masakan dan sisa makanan. Sedangkan sampah organik dari halaman berupa dedaunan
dan ranting-ranting kecil.
Pembukaan work shop oleh Kepala Sekolah SMA Dian Didaktika
Semua jenis sampah organik dari kantin dan taman masih dapat
dimanfaatkan. Pemanfaatan sampah organik dari kantin dimulai dengan membiasakan
untuk meniriskan sampah organik sebelum disimpah di wadah penyimpanan khusus
sampah organik.Proses penirisan hanya memerlukan saringan plastik serta rantang
sebagai penampung kuah dan cairan. Dengan ditiriskan, maka proses pembusukan
pada sampah organik dapat diperlambat hingga 12 jam, sehingga kita memiliki
cukup waktu untuk mengolahnya dengan metode yang kita inginkan.
Sementara, pemanfaatan sampah organik dari halaman dimulai
dengan menampung sampah di sebuah wadah yang terbuat dari silinder kawat ram.
Selain memudahkan proses pengumpulan, silinder ini dapat berfungsi sebagai
komposter alami jika dedaunan kering yang dipisahkan tidak dimanfaatkan sebagai
sumber mikroba pada proses komposting sampah organik dari kantin. Silinder
kawat ram ini juga dapat dibuat dengan memperhatikan aspek estetika lingkungan
sekolah.
Dalam kesempatan workshop yang dibuka oleh Kepala Sekolah
SMA Dian Didaktika ini, tim dari Komunitas WPL menyampaikan 4 metode pengolahan
sampah organik yang praktis dan mudah diterapkan oleh pihak sekolah. Keempat
metode tersebut meliputi:
1.
Metode penumpukan atau
gundukan
2.
Metode komunal
3.
Metode Osaki
4.
Metode 2 in 1
Kesemua metode tersebut mensyaratkan sampah organik yang
akan diolah dalam keadaan kering (sudah ditiris) dan sudah dicacah.
Metode penumpukan atau gundukan dapat dilakukan di sebuah
ruang yang memiliki atap dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Peralatan
yang diperlukan meliputi alat pencacah, alat pengaduk, alat pengayak kompos,
termometer dan terpal penutup. Bahan yang dipergunakan adalah sampah organik
yang sudah dicacah. Sedangkan sumber mikroba diperoleh dari bakal jamur pada
dedaunan kering.
Sampah yang sudah dicacah dicampur dengan cacahan dedauanan
kering, hingga volumenya mencapai kondisi sudah cukup berat untuk diaduk.
Setelah itu, tumpukan sampah dipantau proses kompostingnya selama sekitar tiga
atau empat bulan. Pemantauan dilakukan dengan mengukur temperatur tumpukan
kompos dan menjaga kelembabannya.
Metode komunal memerlukan bak penampung yang dibuat
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembuangan gas metana yang dihasilkan. Di
sampaing alat pencacah, alat pengaduk dan termometer, metode komunal memerlukan
aktivator berupa Mikro Organisme Lokal (MOL). MOL bisa dibuat sendiri dari tape
singkong (peuyeum) atau air cucian beras. Aktivator juga dapat menggunakan
pupuk cair (lindi) yang diperoleh dari komposting metode 2 in 1.
Metode Osaki adalah sebuah metode yang dapat dilakukan di
setiap rumah secara praktis. Metode ini sangat sederhana, mudah dan murah. Juga
tidak menghasilkan bau dan belatung jika prosesnya berjalan dengan benar. Biaya
yang diperlukan untuk menerapkan komposter Osaki tidak lebih dari 15.000
rupiah. Alat yang dibutuhkan berupa 2 buah kardus bekas yang berukuran sama, alat
pencacah, sarung tangan dan dudukan komposter. Bahan meliputi kompos yang sudah
jadi atau cacahan dedaunan kering sebagai sumber bakteri pengurai dan MOL.
Metode 2 in 1 memungkinkan kita untuk meghasilkan pupuk
padat dan pupuk cair.Dengan memanfaatkan wadah dari kaleng plastik bekas cat
ukuran 25 kg, kita bisa membuat sendiri tabung komposter 2 in 1. Komposting
dengan metode ini memerlukan bantuan aktivator berupa MOL yang dapat dibuat
dari tape singkong, air cucian beras atau air lindi.
Semoga work shop kecil ini dapat diterapkan di semua sekolah
sehat di Indonesia.
#sampahjadikeren
Baron Noorwendo
081294742033