Bertempat di Ruang Laboratorium SMAN 12 Depok, presentasi Garbagepreneurship diberikan atas undangan para anak muda yang tergabung dalam Earth Hour Depok. Kumpulan anak muda ini sangat aktif dan bersemangat menyerukan kepedulian terhadap lingkungan. Di hari Jum’at, 20 Februari 2015, mereka melakukan road show edukasi lingkungan ke beberapa SMA/SMK di Depok. Garbagepreneur diundang untuk memberikan edukasi tentang Garbagepreneurship di SMAN 12 Depok.
Earth Hour merupakan sebuah gerakan lintas negara yang mengajak masyarakat menembangkan gaya hidup ramah lingkungan. Gerakan yang dimulai dengan mengajak masyarakat mematikan lampu selama 1 jam setiap tahun ini, mengedukasi masyarakat bahwa 1 jam menghentikan penggunaan energi listrik mampu menghemat penggunaan energi tak terbarukan secara signifikan. Gerakan ini terus berkembang dengan edukasi masalah lingkungan yang lebih luas lagi. Dalam road show bulan Februari 2015, mereka menyampaikan pentingnya perilaku memilah sampah bagi kelestarian alam dan lingkungan kita.
Sampah telah menjadi masalah global. Bukan hanya di negara-negara berkembang, di negara majupun sampah masih menjadi persoalan. Karena persoalan sampah akan terus terjadi sepanjang adanya kehidupan di bumi ini, maka upaya edukasi juga harus dilakukan secara terus-menerus.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Bapak Rahmat Muhammad, selaku Kepala SMAN 12, Depok. Dalam sambutannya, beliau menyambut baik kedatangan para aktivis Earth Hour ke sekolahnya. Beliau juga berharap, para siswa tidak hanya dapat menyerap ilmu dan informasi yang disampaikan melainkan juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah.
Earth Hour merupakan sebuah gerakan lintas negara yang mengajak masyarakat menembangkan gaya hidup ramah lingkungan. Gerakan yang dimulai dengan mengajak masyarakat mematikan lampu selama 1 jam setiap tahun ini, mengedukasi masyarakat bahwa 1 jam menghentikan penggunaan energi listrik mampu menghemat penggunaan energi tak terbarukan secara signifikan. Gerakan ini terus berkembang dengan edukasi masalah lingkungan yang lebih luas lagi. Dalam road show bulan Februari 2015, mereka menyampaikan pentingnya perilaku memilah sampah bagi kelestarian alam dan lingkungan kita.
Sampah telah menjadi masalah global. Bukan hanya di negara-negara berkembang, di negara majupun sampah masih menjadi persoalan. Karena persoalan sampah akan terus terjadi sepanjang adanya kehidupan di bumi ini, maka upaya edukasi juga harus dilakukan secara terus-menerus.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Bapak Rahmat Muhammad, selaku Kepala SMAN 12, Depok. Dalam sambutannya, beliau menyambut baik kedatangan para aktivis Earth Hour ke sekolahnya. Beliau juga berharap, para siswa tidak hanya dapat menyerap ilmu dan informasi yang disampaikan melainkan juga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah.
Kepada siswa-siswi SMAN 12 Depok, para trainer muda dari Earth Hour Depok terlebih dahulu memperkenalkan Komunitas Earth Hour, sejarah, visi, misi dan aktivitasnya. Berikutnya disampaikan materi tentang sampah dan lingkungan hidup.
Atas permintaan Mas Fajrussalam, ketua Earth Hour Depok, Garbagepreneur berkesempatan untuk melengkapi pengetahuan, pemahaman dan memberikan motivasi untuk berpartisipasi memelihara kelestarian alam dengan memanfaatkan sampah secara kreatif. Kesempatan ini merupakan kesempatan yang luar biasa. Mentransfer ide kepada generasimuda selalu memberi motivasi lebih kepada kami. Generasi muda adalah generasi yang kelak akan mampu menerjemahkan dan mewujudkan ide-ide besar saat ini di masa depan. Jika pemahaman dan kesadaran generasi muda untuk dapat membangun perilaku kreatif terhadap sampah, maka cita-cita Indonesia Tanpa Sampah 2020 akan sangat mungkin terwujud.
Sebagaimana biasa, di awal pemaparan, Garbagepreneur mengajak para peserta untuk menyatukan persepsi tentang masalah sampah. Kesamaan pandangan tentang sampah akan memudahkan kita untuk mendefinisikan masalah sampah. Setelah memiliki persepsi yang sama, maka kemudian langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi persoalan sampah juga akan dapat dengan mudah disepakati.
Jika sampah didefinisikan sebagai benda yang sudah tidak dapat dimanfaatkan, maka kenyataannya 70% hingga 80% benda yang selama ini kita anggap sampah, masih dapat dimanfaatkan. Sehingga hanya sekitar 20% hingga 30% saja yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir sebagai residu.
Sampah yang masih dapat dimanfaatkan, selanjutnya kita perlakukan sebagai bahan baku. Sebagai bahan baku, tentu kita akan memperlakukannya dengan benar. Memisahkan sesuai jenis dan menyimpannya dengan benar. Kemudian, secara individu maupun bersama, kita dapat memanfaatkan bahan baku tersebut dengan banyak cara secara kreatif. Dengan kreativitas yang inovatif, maka siklus manfaat sampah akan dapat digulirkan. Sehingga manfaat pengelolaan sampah dapat dirasakan dalam waktu relatif singkat.
Baron Noorwendo
Garbagepreneur
WA: 081294742033
No comments:
Post a Comment
Kami sangat berterima kasih atas komentar Anda. Jika informasi yang kami berikan bermanfaat bagi Anda, kami sangat berbahagia jika desebarkan kepada yang lain.