Selasa 24 November 2015, Bank Sampah WPL mendapat kesempatan
menjadi dosen tamu pada Kuliah Manajemen Proyek Industri di Departemen Teknik
Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Sampah adalah akhir sebuah proses sepanjang kehidupan
manusia. Selama ada kehidupan, selama itu pula masalah sampah akan terus
terjadi. Beberapa perubahan masalah sampah terjadi karena perkembangan
teknologi. Teknologi pada dasarnya dikembangkan untuk mempermudah kehidupan
manusia. Namun sekian banyak dampak sampah hasil kemajuan teknologi tersebut
belum diikuti dengan kesadaran komprehensif para pengguna teknologi tersebut.
Sekilas, Garbagepreneurship tidak berkaitan dengan mata kuliah
Manajemen Proyek Industri. Sampah yang dibahas dalam Undang Undang no. 18 tahun
2008 adalah sampah yang merupakan benda padat sisa kegiatan manusia. Secara
umum sampah tersebut meliputi sisa masakan dan makanan serta bekas kemasan yang
digunakan dalam kehidupan manusia.
Jika indeks timbulan sampah 0,6 kg/orang/hari, maka
penanganan sampah di sebuah kota selayaknya dilakukan dengan pendekatan ilmiah.
Dimulai dari gerakan merubah cara pandang terhadap sampah, merubah perilaku
memilah sampah dari sumber, transportasi serta jalur recycle, pengolahan hingga
pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh sistem.
Mengatasi masalah sampah adalah tantangan untuk merubah
perilaku manusia. Sebagai subyek penghasil sampah, manusia adalah penanggung
jawab penuh masalah persampahan di setiap tempat.
Perencanaan siklus manfaat sampah di sebuah wilayah akan
jauh bermanfaat jika melibatkan potensi lokal warga masyarakat dan lingkungan
di wilayah tersebut. Perubahan perilaku akan mudah tercapai jika manfaat
perubahan dapat dirasakan dan dilihat secara langsung dan sederhana.
Pembangunan infrastruktur jalur recycle dan upcycle
disesuaikan dengan local wisdom dan potensi lokal setempat. Dengan demikian,
masyarakat akan merasa bangga menjadi bagian dari perubahan mindset dan
perilaku.
Penerapan siklus manfaat sampah dilakukan dengan pendekatan
social entrepreneur. Masalah sosial di lingkungan yang disebabkan oleh sampah
diselesaikan dengan pendekatan kewirausahaan. Manusia sebagai agen perubahan.
Sampah sebagai media perubahan. Maka sangat penting bagi kita untuk membangun
berbagai alternatif program siklus manfaat yang dapat melibatkan berbagai
lapisan masyarakat.
Berbagai program lingkungan dapat dibangun untuk mencapai
tujuan tersebut. Misalnya memberikan kemampuan desain produk kepada para
pengrajin yang terampil menggunakan material sampah sebagai bahan baku. Atau
kemasan program bagi para penggerak
inovasi sosial untuk meningkatkan kelayakjualan program mereka.
Semakin banyak cabang ilmu berkolaborasi membangun siklus
manfaat untuk merubah mindset & perilaku masyarakat, akan semakin cepat
proses pengurangan volume sampah dan pemanfaatan sampah secara kreatif akan
terwujud. Terlebih lagi jika kolaborasi ini digerakkan oleh anak-anak muda yang
memiliki energi perubahan yang besar. Bayangkan jika semua mahasiswa berbagai
kampus bergerak membangun perilaku kreatif memanfaatkan sampah. Pasti akan
memberikan memberikan dampak dan efek rambatan yang besar, sehingga cita-cita
menjadikan Indonesia Bebas Sampah bisa segera terwujud.... Semoga...
Baron Noorwendo, Founder Bank Sampah WPL, HP/WA 081294742033