Showing posts with label Sri Wulan Wibiyanti. Show all posts
Showing posts with label Sri Wulan Wibiyanti. Show all posts

Monday, November 23, 2015

Garbagepreneurship: Workshop Sekolah Adiwiyata kepada 150 Sekolah Negeri di Kota Serang, Banten


Kamis, 12 November 2015. Bertempat di Gedung Serba Guna Wanda Galuh, Kota Serang, atas undangan Dinas Pendidikan Kota Serang, tim Bank Sampah WPL dipercaya untuk memberikan Workshop tentang pengelolaan sampah di lingkungan sekolah untuk memenuhi kriteria Sekolah Adiwiyata. Hadir dalam acara tersebut  150 orang kepala sekolah dan pengelelola sarana prasarana sekolan negeri  se Kota Serang.
Tantangan penerapan kriteria Sekolah Adiwiyata adalah membuat program yang berkelanjutan di setiap sekolah. Keberlanjutan sebuah program didasari oleh pemahaman dan kesadaran para penggerak dan pelakunya.







Dalam kesempatan pelatihan ini tim Bank Sampah WPL yang terdiri dari bapak Baron Noorwendo, ibu Sri Wulan Wibiyanti, ibu Halimah dan ibu Susinarsih menyiapkan empat sesi komprehensif yang bertujuan merubah pola pikir ‘sampah’ menjadi ‘bahan baku’.
Sesi pertama dan kedua menjadi sesi terpenting karena ‘membongkar’ pemahaman dan cara pandang terhadap sampah.
1.       Sampah adalah akhir sebuah proses yang diputar oleh kehidupan manusia. Sepanjang proses tersebut, material sampah telah menggunakan potensi sumber daya alam, energi, air dan biaya yang sangat besar.
2.       Sampah yang merupakan bagian hidup kita menyimpan potensi buruk terhadap lingkungan jika tidak ditangani dengan benar, sebaliknya memiliki potensi baik jika ditangani dengan benar.
3.       Pengetahuan tentang proses pembuatan dan material plastik dapat membangun perilaku berhati-hati dalam membeli produk plastik terutama yang layak digunakan sebagai wadah makanan dan minuman.
4.       Untuk mengoptimalkan potensi baik, kita perlu membangun program lingkungan yang dapat melibatkan potensi masyarakat untuk memanfaatkan sampah terpilah secara kreatif dan produktif.
5.       100% sampah organik bisa dimanfaatkan. Terdapat berbagai pilihan metode pemanfaatan sampah yang bisa dipilih sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Dalam kesempatan ini, kami memperkenalkan komposter metode Osaki yang menggunakan alat dan bahan yang tersedia di sekitar kita dan murah.
6.       80%  jenis sampah non organik dapat dimanfaatkan secara recycle dan upcycle.
7.       Salah satu bentuk pemanfaatan sampah secara kreatif dan produktif adalah dengan menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu sarana pembelajaran di Sekolah Adiwiyata.
Para peserta tertarik dengan uraian tentang perubahan perilaku memilah sampah sejak  dari sumbernya setelah mendapat ilustrasi dampak negatif dari sampah yang tercampur. Biaya penanangan sampah yang sudah tercampur akan lebih besar. Kualitas produk komposting sampah organik yang tercampur tidak akan sebaik yang terpilah. Di samping itu, proses recycle dan upcycle non organik juga akan lebih sulit dilakukan jika sudah tercampur dengan sampah organik.
Sampah plastik yang terbentuk dari senyawa kimia polimer dapat bereaksi dengan air, tanah dan udara. Dampak negatif reaksi kimia plastik dengan alam dapat dicegah dengan memasukkan plastik ke jalur recyclenya. Rute recycle plastik dapat diketahui dari recycling code yang tertera pada setiap produk plastik yang memenuhi standar.
Pada sesi ke 3 dan 4, kami memberikan pelatihan keterampilan dasar menganyam plastik bekas kemasan kopi menjadi produk yang bermanfaat. Melalui pelatihan keterampilan ini, para peserta mendapatkan pengalaman langsung memanfaatkan sampah plastik bekas kemasan kopi secara kreatif.
Kami berharap upaya sosialisasi pemanfaatan sampah di Sekolah Adiwiyata tidak berhenti sampai di sini. Semoga informasi ini juga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca blog ini, agar kualitas pendidikan dan anak didik kita semakin baik di masa depan.

Baron Noorwendo, Founder & Trainer Bank Sampah WPL. HP/WA 081294742033.
Keywords:
Sekolah Adiwiyata, Kota Serang, dinas pendidikan, pilah sampah dari sumber, recycling code, garbagepreneurship, reaksi kimia plastik dengan alam.

Thursday, August 27, 2015

Bank Sampah WPL Berbagi Pengalaman di Pondok Pesantren Modern Sahid, Bogor


Kamis, 27 Agustus 2015, perjalanan menuju Pesantren Modern Sahid lumayan lancar. Hanya sedikit hambatan saat akan keluar Kota Depok menuju Parung. Sendatan terasa di sekitar Kampus IPB, Dramaga. Namun secara umum, perjalanan cukup menyenangkan.
Perjalanan ini merupakan pemenuhan undangan dari Bapak KH. Drs. Ahmad Sajid, MM, selaku Pimpinan Pondok Pesantren Modern Sahid. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Sahid mengundang tim Bank Sampah WPL untuk dapat berbagi pengalaman dengan warga pondok dalam mengelola sampah di lingkungan pondok pesantren.
Pondok pesantren yang memiliki lahan seluas 60 Ha ini, memiliki sekitar 1000 orang santri ditambah sekitar 500 orang guru dan karyawan. Lahan yang luas ini menyimpan potensi pengelolaan sampah terpadu. Pengelolaan sampah akan sangat baik jika dapat dimulai dengan membangun perilaku warga pesantren untuk memilah sampah dan membangun sistem pengelolaan yang kreatif. Penerapan sistem pengelolaan sampah di Pondok Pesantren dapat menjadi sarana  edukasi dan wisata edukasi. Di samping itu, juga dapat menjadi sarana pemberdayaan lahan dan masyarakat sekitar.


Pelatihan dimulai sekitar jam 10 pagi, didahului oleh pengantar yang disampaikan oleh Bapak KH. Drs. Ahmad Sajid, MM. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar pengalaman yang disampaikan oleh tim Bank Sampah WPL dapat menjadi bekal bagi warga Pondok Pesantren untuk melakukan pengelolaan sampah yang baik. Acara pelatihan diikuti oleh perwakilan pengurus OSIS Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, karyawan bidang kebersihan, perwakilan guru serta pembina santri.

Sesi Pertama oleh bpk Baron Noorwendo

Pada sesi pertama, Tim Bank Sampah WPL menyampaikan materi tentang,
1.     Definisi sampah.
2.     Pengetahuan tentang material sampah.
3.     Dampak sampah terhadap lingkungan.
4.     Merubah persepsi dan perilaku terhadap sampah.
5.     Memperlakukan sampah sebagai bahan baku.
6.     Teknik memilah sampah.
7.     Membangun siklus manfaat sampah.
8.     Membangun partisipasi warga pesantren dalam mengelola sampah.

Dalam diskusi disepakati setiap orang bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkannya. Diskusi cukup meluas saat membahas tentang material plastik. 

Pemahaman pada kode recycle (recycling code) akan memudahkan kita untuk memilih bahan plastik yang layak digunakan. Fungsi kode recycle antara lain:
1.     Menunjukkan senyawa kimia material plastik.
2.     Petunjuk tentang jenis plastik yang aman digunakan sebagai wadah makanan.
3.     Petunjuk tentang jenis plastik yang boleh digunakan secara berulang.
4.     Memudahkan pemilahan untuk proses daur ulang (recycle).
5.     Memberi pemahaman tentang dampak plastik jika berinteraksi dengan alam, seperti jika tertanam di tanah, terendam di air dan jika dibakar.



Pada sesi kedua, diskusi diawali dengan metode memanfaat sampah sebagai bahan baku. Cara memanfaatkan bahan baku meliputi recycle dan upcycle. Recycle adalah upaya mengolah bahan baku menjadi bentuk dan fungsi yang sama, misalnya gelas plastik bening diolah menjadi gelas plastik bening lagi. Sedangkan upcycle adalah upaya mengolah bahan baku menjadi bentuk dan fungsi yang berbeda, misalnya menjadi produk kerajinan. Diskusi tentang upcycle menjadi menarik karena ketertarikan peserta pada upaya pemasaran produk ekonomi kreatif.


Demo Komposter Osaki oleh ibu Sri Wulan Wibiyanti


Di paruh kedua, Tim Bank Sampah WPL menyampaikan metode mengolah sampah organik. Tim menyampaikan lima metode mengolah sampah organik, yaitu biopori, penumpukan, komunal, Osaki dan 2 in 1.

 Komposter 2 in 1

Peserta tampak antusias saat diperagakan cara membuat komposter Osaki dan 2 in 1. Komposter Osaki menjadi menarik karena dapat dibuat dari kardus bekas, murah serta tidak berbau ataupun berbelatung. Komposter 2 in 1 menarik  perhatian karena bisa menghasilkan pupuk organik cair dan juga pupuk padat. Sebagai tambahan, tim juga menyampaikan cara membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) dari tape singkong. (BN).
WPL siap bermitra. HP/WA 081294742033.

Friday, June 12, 2015

Bank Sampah WPL Menjadi Fasilitator Program CSR PT. JLJ

Visi besar gerakan bank sampah adalah mengedukasi masyarakat sehingga memiliki pola pikir dan perilaku yang benar dalam menangani sampah. Persoalan sampah pada intinya terletak pada cara pandang kita terhadap sampah. Jika sampah kita anggap sebagai ‘sampah’ maka pasti kita akan buang begitu saja karena kita anggap tidak berguna. Jika sampah kita anggap sebagai ‘bahan baku’ maka pasti akan kita simpan dan kita perlakukan dengan benar sehingga bisa bermanfaat lagi.

Bank sampah adalah salah satu alternatif program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Bank sampah memberikan kemudahan penanganan sampah bagi warga yang telah memilah sampahnya sendiri. Tantangan terbesar bank sampah adalah membangun partisipasi aktif warga melalui program-program yang dapat memutar siklus manfaat sampah.

Bapak Baron Noorwendo dan ibu Sri Wulan Wibiyanti mendapat kesempatan untuk menjadi fasilitator upaya pembentukan bank sampah di wilayah sekitar jalan toll lingkar luar Jakarta. Program ini merupakan program CSR PT. Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT. JLJ) dalam rangka membina warga di sekitar koridor jalan toll untuk dapat menangani sampah secara mandiri, kreatif dan produktif.

Pada hari Rabu, 13 Mei 2015, kami menyampaikan beberapa wawasan tentang sampah, lingkungan hidup dan upaya membangun partisipasi masyarakat kepada tim CSR PT. JLJ. Kegiatan pelatihan berlangsung di kantor pusat PT. JLJ di Jatiasih, Kota Bekasi. Bahan diskusi yang kami sampaikan meliputi:

  1. Masalah sampah dan lingkungan.
  2. Membangun partisipasi masyarakat mengelola sampah di lingkungan
  3. Simulasi operasional bank sampah.


Target dari bahan diskusi ini adalah agar para peserta dapat memahami urgensi perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat dan bagaimana menyiapkan program yang dapat diikuti oleh semua lapisan warga. Produk bank sampah dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kebutuhan warga sekitar. Untuk merangkul kalangan menengah ke atas misalnya, dapat ditawarkan program hibah sampah. Sampah yang dipilah tetap ditimbang dan diberi harga tetapi dana yang terkumpul tidak diambil oleh nasabah, melainkan digunakan untuk membangun program lanjutan seperti kredit mikro bagi pedagang kecil.

Para peserta cukup antusias mengikuti sesi demi sesi pelatihan. Diskusi yang berkembang juga lumayan hangat. Diselingi dengan beberapa kuis berhadiah bagi peserta yang mampu memberi jawaban yang benar. Hadiah bagi penjawab kuis yang benar berupa tempat pensil yang terbuat dari bahan sampah plastik saset. Ibu Sri Wulan sempat mencontohkan cara menganyam sampah plastik. 

Peserta juga ada memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja beberapa produk kerajinan ‘Iburatu Recycle’ buatan Komunitas WPL. 
  
Pelatihan bagi Tim  CSR PT. JLJ, 13 Mei 2015.
Pada hari Kamis, 11 Juni 2015, diadakan workshop Pengelolaan Sampah di Kantor Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Peserta merupakan para calon penggerak lingkungan dari beberapa RW yang ada di Kelurahan Cakung Barat. Dalam kesempatan ini, Baron Noorwendo sebagai narasumber mengajak para peserta untuk menyepakati tiga hal yaitu:

  1. Persoalan sampah adalah persoalan pola pikir dan perilaku.
  2. Penggerak lingkungan harus memiliki kebanggaan akan karyanya terhadap lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah wilayah sekitar tempat tinggal dan sumber daya manusia yang tinggal di wilayah tersebut.
  3. Keberhasilan gerakan bank sampah bukan pada berapa besar nominal yang diperoleh melainkan pada tingkat kebanggaan, partisipasi dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.

Para peserta mengikuti workshop ini dengan antusias. Saat jeda istirahat dan setelah acara ditutup dimanfaatkan para peserta untuk mengajukan berbagai pertanyaan. Sebagian besar peserta meminta agar diberikan pendampingan lebih lanjut untuk dapat mewujudkan program bank sampah di wilayah masing-masing.

Workshop di Kantor Kelurahan Cakung Barat, 11 Juni 2015.

Semoga sharing kisah dan pengalaman ini dapat bermanfaat lebih luas lagi.
Baron Noorwendo
HP/WA 081294742033