Selesai memasak dan selesai makan, akan ada sisa berupa
sampah organik yang kita hasilkan. Sisa nasi, potongan batang sayuran, kulit
buah, tulang ikan, potongan daging, kulit ikan dan lain-lain adalah sampah
organik yang biasa kita hasilkan di rumah, di restoran dan di kantor. Bagaimana
nasib sampah organik kita itu selanjutnya? Sampah organik kita kemudian
diangkut ke TPS/TPA untuk selanjutnya menjadi masalah baru di sana. Memang, di
rumah atau di kantor kita, sampah tersebut lenyap tak berbekas. Tetapi kemudian
menjadi masalah di tempat lain.
Lalu bagaimana
seharusnya? Bagaimana cara mengolah sampah organik yang praktis? Bisakah kita
mengolah sendiri sampah organik kita di rumah atau di kantor kita? Adakah cara
yang praktis untuk mengolah sampah organik kita? Apakah tidak akan timbul bau
dan muncul belatung?
Ya, ada! Kita
dapat mengolah sampah organik kita secara mandiri dan praktis di rumah dan di
kantor kita sendiri. Tanpa menimbulkan bau dan pemandangan yang menjijikkan.
Tidak akan ada belatung berkeliaran jika proses yang kita lakukan benar.
Mengolah
sampah organik sama dengan kita memindahkan proses alamiah penguraian yang
dilakukan oleh bakteri pengurai di alam ke dalam suatu wadah yang mudah untuk
dipantau dan dikendalikan. Mengolah sampah organik sama dengan kita memelihara
bakteri pengurai. Sebagaimana makhluk hidup yang lain, bakteri pengurai
membutuhkan tempat tinggal, nutrisi, air dan oksigen untuk kelangsungan
hidupnya. Semua hal inilah yang harus kita sediakan agar bakteri pengurai dapat
bekerja mengolah sampah organik kita secara efektif.
Banyak metode
yang telah diperkenalkan. Kami, di Bank Sampah WPL Depok, menerapkan pengolahansampah organik dengan metode Osaki. Alat dan bahan untuk menerapkan metode
Osaki sangatlah sederhana dan murah. Semua dapat diperoleh dari sekitar
lingkungan kita. Alat dan bahan untuk komposting metode Osaki adalah:
- Kardus bekas yang sama ukurannya, sebanyak 2 buah.
- Lakban, dan kertas koran untuk merakit dan alas kardus.
- Kompos atau dedaunan kering sebagai sumber mikroba.
- Dedak/bekatul dan gula merah sebagai starter dan nutrisi awal untuk mengaktifkan mikroba.
- Dedak dan gula merah bisa diganti dengan Mikroorganisme lokal yang kita buat dari tape singkong, tape ketan, nanas atau air cucian beras.
- Air secukupnya.
Tertarik mengolah sampah secara praktis di rumah dan di
kantor? Jika kita dapat mengolah sendiri, kenapa harus diberikan kepada orang
lain?
Selamat
mencoba...!
Baron Noorwendo & Sri Wulan Wibiyanti
Bank Sampah WPL
Depok, 24 Maret 2013
Alamat bank sampah depok dimana ya..
ReplyDeleteAlamat bank sampah depok dimana ya..
ReplyDeleteSalam, :)
ReplyDeleteItu alamatnya ada di jontak kami.
Alamat Bank Sampah WPL:
Jl. Makam no. 96, Kp. Pitara RT 01/13,
Pancoran Mas, Kota Depok 16436
Telp: 021-91182035