Friday, June 12, 2015

Bank Sampah WPL Menjadi Fasilitator Program CSR PT. JLJ

Visi besar gerakan bank sampah adalah mengedukasi masyarakat sehingga memiliki pola pikir dan perilaku yang benar dalam menangani sampah. Persoalan sampah pada intinya terletak pada cara pandang kita terhadap sampah. Jika sampah kita anggap sebagai ‘sampah’ maka pasti kita akan buang begitu saja karena kita anggap tidak berguna. Jika sampah kita anggap sebagai ‘bahan baku’ maka pasti akan kita simpan dan kita perlakukan dengan benar sehingga bisa bermanfaat lagi.

Bank sampah adalah salah satu alternatif program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Bank sampah memberikan kemudahan penanganan sampah bagi warga yang telah memilah sampahnya sendiri. Tantangan terbesar bank sampah adalah membangun partisipasi aktif warga melalui program-program yang dapat memutar siklus manfaat sampah.

Bapak Baron Noorwendo dan ibu Sri Wulan Wibiyanti mendapat kesempatan untuk menjadi fasilitator upaya pembentukan bank sampah di wilayah sekitar jalan toll lingkar luar Jakarta. Program ini merupakan program CSR PT. Jalantol Lingkarluar Jakarta (PT. JLJ) dalam rangka membina warga di sekitar koridor jalan toll untuk dapat menangani sampah secara mandiri, kreatif dan produktif.

Pada hari Rabu, 13 Mei 2015, kami menyampaikan beberapa wawasan tentang sampah, lingkungan hidup dan upaya membangun partisipasi masyarakat kepada tim CSR PT. JLJ. Kegiatan pelatihan berlangsung di kantor pusat PT. JLJ di Jatiasih, Kota Bekasi. Bahan diskusi yang kami sampaikan meliputi:

  1. Masalah sampah dan lingkungan.
  2. Membangun partisipasi masyarakat mengelola sampah di lingkungan
  3. Simulasi operasional bank sampah.


Target dari bahan diskusi ini adalah agar para peserta dapat memahami urgensi perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat dan bagaimana menyiapkan program yang dapat diikuti oleh semua lapisan warga. Produk bank sampah dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kebutuhan warga sekitar. Untuk merangkul kalangan menengah ke atas misalnya, dapat ditawarkan program hibah sampah. Sampah yang dipilah tetap ditimbang dan diberi harga tetapi dana yang terkumpul tidak diambil oleh nasabah, melainkan digunakan untuk membangun program lanjutan seperti kredit mikro bagi pedagang kecil.

Para peserta cukup antusias mengikuti sesi demi sesi pelatihan. Diskusi yang berkembang juga lumayan hangat. Diselingi dengan beberapa kuis berhadiah bagi peserta yang mampu memberi jawaban yang benar. Hadiah bagi penjawab kuis yang benar berupa tempat pensil yang terbuat dari bahan sampah plastik saset. Ibu Sri Wulan sempat mencontohkan cara menganyam sampah plastik. 

Peserta juga ada memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja beberapa produk kerajinan ‘Iburatu Recycle’ buatan Komunitas WPL. 
  
Pelatihan bagi Tim  CSR PT. JLJ, 13 Mei 2015.
Pada hari Kamis, 11 Juni 2015, diadakan workshop Pengelolaan Sampah di Kantor Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Peserta merupakan para calon penggerak lingkungan dari beberapa RW yang ada di Kelurahan Cakung Barat. Dalam kesempatan ini, Baron Noorwendo sebagai narasumber mengajak para peserta untuk menyepakati tiga hal yaitu:

  1. Persoalan sampah adalah persoalan pola pikir dan perilaku.
  2. Penggerak lingkungan harus memiliki kebanggaan akan karyanya terhadap lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah wilayah sekitar tempat tinggal dan sumber daya manusia yang tinggal di wilayah tersebut.
  3. Keberhasilan gerakan bank sampah bukan pada berapa besar nominal yang diperoleh melainkan pada tingkat kebanggaan, partisipasi dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.

Para peserta mengikuti workshop ini dengan antusias. Saat jeda istirahat dan setelah acara ditutup dimanfaatkan para peserta untuk mengajukan berbagai pertanyaan. Sebagian besar peserta meminta agar diberikan pendampingan lebih lanjut untuk dapat mewujudkan program bank sampah di wilayah masing-masing.

Workshop di Kantor Kelurahan Cakung Barat, 11 Juni 2015.

Semoga sharing kisah dan pengalaman ini dapat bermanfaat lebih luas lagi.
Baron Noorwendo
HP/WA 081294742033

Wednesday, March 11, 2015

Garbagepreneur Mengunjungi MyDarling dan Berjumpa Rajanesik: Momen Khusus Garbagepreneur di Bulan Februari 2015

Garbagepreneur Mengunjungi MyDarling, Sabtu, 14 Februari 2015
Di antara sesama aktivis peduli sampah, tidak mengenal kata bersaing. Di antara kami hanya ada kesamaan dalam visi dan keinginan untuk kolaborasi. Walaupun lokasi dan bentuk aktivitas kami berbeda-beda tidak menghalangi kami untuk saling mengenal dan bersilaturrahim. Kami juga saling menghormati kelebihan masing-masing. Saat berjumpa, tidak ada aroma merasa lebih dibanding yang lain. Kami lebih banyak bertukar pengalaman dan berbagi cerita heboh. Selain pertukaran ilmu dan informasi, pertemuan seperti ini memperkuat motivasi kami masing-masing.

Persoalan sampah lebih banyak terletak pada mindset dan perilaku manusia, maka pendekatan untuk penyelesaian masalah ini tidak dapat hanya dilakukan dari satu sisi, melainkan harus dilakukan dari berbagai sisi. Pendekatan yang terbaik adalah yang paling dekat potensi dan kebutuhan di lokasi tertentu. Inilah yang kami upayakan di lingkungan kami masing-masing.

Gargabepreneurship di SMAN 12 Depok Bersama Earth Hour Depok

Bertempat di Ruang Laboratorium SMAN 12 Depok, presentasi Garbagepreneurship diberikan atas undangan para anak muda yang tergabung dalam Earth Hour Depok. Kumpulan anak muda ini sangat aktif dan bersemangat menyerukan kepedulian terhadap lingkungan. Di hari Jum’at, 20 Februari 2015, mereka melakukan road show edukasi lingkungan ke beberapa SMA/SMK di Depok. Garbagepreneur diundang untuk memberikan edukasi tentang Garbagepreneurship di SMAN 12 Depok.

Thursday, March 5, 2015

Membuat Mainan Bergerak dari Kotak Susu di Sekolah Alam Depok

#sampahjadikeren

Rabu, 18 Februari 2015.

Menghadapi siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 1 selalu penuh kejutan. Mereka seperti anak Taman Kanak-kanak yang lucu dan spontan. Atas permintaan seorang sahabat, kami  diminta mewakili beliau sebagai guru tamu di sekolah anaknya. Sekolah Alam Depok, berlokasi di Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Sebuah sekolah yang mengintgrasikan konsep pendidikan formal dengan pendidikan yang ramah lingkungan.

Bertempat di kelas 1 Elephant, kami bertugas menceriakan para siswa berkreasi dengan barang bekas. Konsep membangun pengalaman langsung menangani barang bekas merupakan ide yang luar biasa. Barang bekas yang dipilih untuk digunakan terdiri dari kotak bekas susu UHT atau teh dan sedotan. Sedangkan alat yang digunakan meliputi penggaris, spidol, cutter, gunting dan lakban kertas. Materi hanya dibatasi untuk membentuk, sementara finishing karena memerlukan waktu yang relatif lama, dikerjakan di luar jam pelatihan ini.

Garbagepreneurship Bersama Komunitas Inovator Sosial

#sampahjadikeren 

Kamis, 19 Februari 2015, kami memenuhi undangan dari Komunitas Inovator Sosial untuk berbagi pengalaman tentang Garbagepreneurship – Bank Sampah Sebagai Solusi Kebersihan. Acara yang dikemas dalam bentuk seminar eksklusif ini diikuti oleh sekitar 24 peserta yang berasal dari berbagai wilayah. Ada yang datang dari Cikarang, Cibitung, Pasar Minggu, Ciledug, Depok dan Pondok Labu. Acara dilangsungkan di Grha Innovator yang berlokasi di bilangan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Seminar eksklusif ini sangat menantang kami untuk memberikan yang terbaik kepada semua peserta. Semua peserta adalah orang-orang yang hebat. Mereka adalah orang-orang yang peduli terhadap sampah di lingkungan masing-masing. Mereka mendapat info seminar ini sebagian besar melalui media sosial. Rata-rata mereka belum saling kenal dan baru bertemu di saat seminar berlangsung. Artinya, mereka datang sudah dengan keinginan besar untuk membangun mindset dan perilaku yang benar dalam menangani masalah sampah.

Monday, March 2, 2015

Kunjungan SDI Asih Auladi ke Bank Sampah WPL

#sampahjadikeren

Rabu, 18 Februari 2015, Sebanyak 22 siswa dan siswi SDI Asih Auladi ditemani oleh lima orang guru mengadakan kunjungan belajar ke Bank Sampah WPL. Rombongan sekolah dasar yang berlokasi di bilangan Kecamatan Sukajaya tersebut bermaksud memberikan wawasan dan pemahaman tentang pentingnya mengelola sampah terhadap kelestarian lingkungan hidup. Menanamkan pemahaman tentang urgensi upaya mengurangi volume timbulan sampah kepada anak-anak sejak dini akan sangat berguna dalam membangun perilaku sadar lingkungan. Karena merekalah generasi penerus yang akan meneruskan estafet gaya hidup 3R di masa depan.

Komunitas WPL Menggelar Taman Baca Buku di Taman Lembah Gurame

#lembahgurame_bacabuku

Komunitas WPL merupakan induk dari Bank Sampah WPL. Komunitas WPL memiliki empat bidang program utama, yaitu Garbagepreneurship, Kuliner, Kolaborasi Kommunitas Kreatif dan Pendidikan.

Program pendidikan digulirkan sejak bulan September 2014. Hingga saat ini, program pendidikan Komunitas WPL sudah memiliki tiga kegiatan, yaitu: